• Media Bimbingan Konseling

    Media BK merupakan sarana untuk memberikan layanan kepada siswa agar mereka mampu tumbuh sesuai tugas perkembangannya

  • Info dan Tips

    Informasi materi layanan BK dan juga tips-tips menarik untuk siswa

  • Konseling Online

    Kemudahan untuk mengakses layanan konseling individu meskipun pandemi covid-19

  • Assesment

    Dengan mengisi assesment Guru BK dapat memberikan layanan kepada siswa secara tepat

  • Kotak Masalah

    Kotak ini memberikan kemudahan kepada siswa dalam menyampaikan permasalahan yang dihadapi

Sikap dan Perilaku Asertif


 Asertivitas adalah suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain.

 

Dalam bersikap asertif, seseorang dituntut untuk jujur terhadap dirinya dan jujur pula dalam mengekspresikan perasaan, pendapat dan kebutuhan secara proporsional, tanpa ada maksud untuk memanipulasi, memanfaatkan ataupun merugikan pihak lainnya (Pratanti, 2007).

 

Menurut Pratanti (2007) Seorang yang asertif memiliki kriteria:

Merasa bebas untuk mengekspresikan perasaan, pikiran dan keinginan

Mengetahui hak mereka

Mampu mengontrol kemarahan - Tidak berarti merepress perasaan ini, akan tetapi mengontrol dan membicarakannya kembali dengan logis dan tidak dilandasi emosi semata.

Perilaku Asertif Menurut Beberapa Ahli

1. Menurut Pratanti (2007) sikap atau pun perilaku agresif cenderung akan merugikan pihak lain karena seringkali bentuknya seperti mempersalahkan, mempermalukan, menyerang (secara verbal ataupun fisik), marah-marah, menuntut, mengancam, sarkase (misalnya kritikan dan komentar yang tidak enak didengar), sindiran ataupun sengaja menyebarkan gosip.

 

2. Menurut Lazarus (Fensterheim, l980) dalam Iriani (2009) perilaku asertif mengandung suatu tingkah laku yang penuh ketegasan yang timbul karena adanya kebebasan emosi dan keadaan efektif yang mendukung yang antara lain meliputi:

Menyatakan hak-hak pribadi

Berbuat sesuatu untuk mendapatkan hak tersebut

Melakukan hal tersebut sebagai usaha untuk mencapai kebebasan

emosi.

 

 

Seseorang dikatakan bersikap tidak asertif, jika ia gagal mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangan/keyakinannya; atau jika orang tersebut mengekspresikannya sedemikian rupa hingga orang lain malah memberikan respon yang tidak dikehendaki atau negatif (Pratanti, 2009).

Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif.

 

Orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, yaitu:

 

Memiliki kepercayan diri yang baik

Dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut

Berkomunikasi dengan orang lain secara lancar.

Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri - ciri a). terlalu mudah mengalah/ lemah, b). mudah tersinggung, cemas, c). kurang yakin pada diri sendiri, d). sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain.

 

Perilaku asertif adalah suatu tindakan yang  sesuai dengan  keinginan serta  tetap menjaga dan menghargai perasaan dan hak orang lain, mengekspresikan pendapat, saran, dan perasaan secara jujur dan nyaman, serta dalam bertindak dapat memelihara hubungan interpersonal yang harmonis dan efektif.

Ciri-ciri perilaku Asertif

Menurut Fensterheim dan Baer (dalam Sikone, 2006), ciri-ciri individu yang berperilaku asertif adalah sebagai berikut:

 

Bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, baik melalui kata-kata maupun tindakan

Dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka

Mampu memulai, melanjutkan dan mengakhiri suatu pembicaraan dengan baik

Mampu menolak dan menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pendapat oranglain, atau segala sesuatu yang tidak beralasan dan cenderung bersifat negatif

Mampu mengajukan permintaan dan bantuan kepada orang lain ketika membutuhkan

Mampu menyatakan perasaan, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dengan cara yang tepat

Memiliki sikap dan pandangan yang aktif terhadap kehidupan

Menerima keterbatasan yang ada di dalam dirinya dengan tetap berusaha untuk mencapai apa yang diinginkannya sebaik mungkin, sehingga baik berhasil maupun gagal ia akan tetap memiliki harga diri (self esteem) dan kepercayaan diri (self confidence).

Berdasarkan ciri-ciri tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki sikap asertif adalah orang yang memiliki keberanian untuk mengekspresikan pikiran, perasaan, dan hak-hak pribadinya, serta tidak menolak permintaan-permintaan yang tidak beralasan. Asertif bukan hanya berarti seseorang dapat bebas berbuat sesuatu seperti yang diinginkannya, di dalam asertivitas juga terkandung berbagai pertimbangan positif mengenai baik dan buruknya suatu sikap dan perilaku yang akan dimunculkan

 

Aspek-Aspek perilaku Asertif

Alberti & Emmons (1995) menyebutkan ada sepuluh kunci pokok yang merupakan aspek-aspek yang harus ada pada setiap perilaku asertif yang dimunculkan oleh seseorang. Kesepuluh  kunci pokok tersebut adalah:

 

Pengungkapan diri

Penghormatan terhadap orang lain

Jujur

Langsung

Tidak membedakan, menguntungkan semua pihak

Verbal, termasuk isi pesan (perasaan, hak-hak, fakta, pendapat-pendapat, permintaan-permintaan, dan batasan-batasan)

Nonverbal, termasuk gaya dan pesan (kontak mata, suara, postur, ekspresii muka,  jarak, waktu, kelancaran, dan mendengarkan)

Bukan suatu yang universal

Bertanggung jawab secara social

Dipelajari, bukan sesuatu yang dibawa sejak lahir.

 

Menurut Rakos (dalam Louk, 2005), aspek-aspek perilaku asertif dapat dikategorikan sebagai berikut:

 

Content (isi), yaitu: perilaku verbal atau apa yang dikatakan oleh seseorang kepada orang lain dalam mengungkapkan hak dan kesungguhan

Paralinguistic, yaitu keberagaman berbicara yang berbeda dari kata-kata aktual atau tata kalimat, memuat banyak arti seperti nada suara, keras lembutnya, intonasi, irama, serta sikap ragu-ragu menyampaikan informasi

Perilaku non verbal

Kemampuan berinteraksi.

 

 

Sungguh keliru jika kita mengira bahwa bersikap asertif sama dengan tegas dalam menyatakan perasaan atau pikiran secara blak-blakan, tak peduli orang lain menjadi kecewa atau sakit hati. Jadi selain mampu menyatakan keadaan apa adanya, dalam situasi yang tepat, kita juga harus mampu memahami orang lain. Inilah ciri khas perilaku asertif.

 

Situasi yang tidak sesuai dengan kebenaran yang kita yakini tentu menimbulkan kekecewaan. Bila hal ini terlalu sering kita alami dan membuat  suasana hati menjadi negatif, kita perlu bertanya pada diri sendiri: "Mengapa aku mudah kecewa dengan keadaan yang aku alami?" Tidakkah ini berarti kita lebih fokus pada faktor eksternal dalam diri kita? Sementara kesehatan psikologis diketahui lebih banyak ditentukan oleh faktor internal dalam diri sendiri, seperti konsep diri positif, berpikir positif, kecerdasan emosi, dan sebagainya? Bila memiliki konsep diri positif, kita akan merasa nyaman dengan diri sendiri dan cenderung dapat berpikir positif.

 

Bila menghadapi orang atau situasi yang secara objektif tidak sesuai dengan norma standar kebenaran universal, lewat kecerdasan emosi kita dapat menanggapinya dengan kepala dingin dan memahami apa yang terjadi secara menyeluruh dan memilih respon yang tepat. Dengan demikian, hubungan dengan orang lain akan berkembang positif dan hidup terasa lebih menyenangkan. Sebaliknya, tanpa mengembangkan modalitas internal seperti itu kita cenderung mudah kecewa dan marah. Kita bisa menyerang orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, bahkan mungkin secara fisik.

 

 

Alkisah, seorang pria pimpinan sebuah perusahaan, telah sepuluh tahun dikenal sebagai pemimpin yang pemarah dan otoriter. Ia mudah sekali menjadi marah bila menghadapi anak buah yang meminta penjelasan atas uraiannya (yang sebetulnya memang sering membingungkan), yang menyanggah pandangannya, kurang menyimak saat diajak bicara, atau dianggap tidak patuh. Ia juga mudah sekali marah pada kolega yang memiliki pandangan berbeda dengan dirinya dan yang mencoba mengkritisi pandangannya

 

Pendek kata, ia sangat sensitif terhadap sikap orang lain yang dirasa kurang hormat dan kurang patuh. Dalam kemarahannya (seringkali tubuhnya sampai gemetaran, raut wajah merah maron, kata-kata tidak terkontrol, dll), dengan kata-kata ia menyerang pihak lain menuduh pihak lain menghinanya, menfitnahnya, mezalimi,  atau mau menang sendiri.

 

Bahkan tidak tertutup kemungkinan bisa beradu fisik. Dalam suasana demikian akhirnya ia justru menjadi bahan pembicaraan buruk, menjadi populer dari sisi negatifnya, orang lain menjadi apatis diam semu,  dan cenderung dihindari orang lain. Untunglah dalam perjalanan selanjutnya ia memiliki kesadaran akan pentingnya memperbaiki hubungan dengan berbagai pihak. Ia dapat merasakan bahwa kepemimpinannya menjadi tidak efektif karena rusaknya hubungan dengan orang lain.

 

Dalam setengah tahun terakhir ini ia tidak lagi memaksa orang lain untuk tunduk kepadanya, dan mulai lebih terbuka menerima masukan, terutama dari para kolega dan anak buah yang ia percayai. Saat mengemukakan pendapat pribadinya kepada anak buah, belakangan ia sering memulai dengan menyatakan pujian atau persetujuan atas pandangan yang telah ia tampung sebelumnya. Akhirnya ia menjadi pribadi yang disukai dan kepemimpinannya lebih didukung.

 

Kisah penyesuaian diri ini merupakan contoh konkrit efektivitas mengubah pendekatan dari agresif menjadi asertif. Istilah asertif seringkali diartikan sebagai "tegas". Bahkan, orang asertif juga sering digambarkan senang berbicara blak-blakan, menyatakan pikiran dan perasaan apa adanya, tidak peduli respon orang lain. Ini merupakan gambaran yang sungguh tidak tepat.

 

Perilaku asertif merupakan bentuk pengembangan hubungan interpersonal yang bersifat memberi (menyatakan kebutuhan, perasaan, dan pikiran secara langsung, jujur, dan dalam kesempatan yang tepat), dan juga menerima (mendengarkan secara aktif apa yang menjadi kebutuhan, pikiran, dan perasaan orang lain).

 

Bagaimanapun, tujuan perilaku asertif adalah:

Membuat proses komunikasi berjalan efektif

Membangun hubungan yang kesetaraan, kesejajaran,  dan saling menghormati


Share:

Strategi dalam Belajar


Pengertian belajar menurut para ahli

James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. R. Gagne (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :

Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).

Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.

Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan

Hakekat belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar dan terus menerus melalui bermacam-macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik. Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap, tingkah laku dan daya penerimaan.

Strategi adalah sebuah cara yang dipakai oleh seseorang dalam melakukan sesuatu smart (cerdik)

Tentang Gaya Belajar

Gaya belajar atau learning style sering diartikan sebagai karakteristik dan preferensi atau pilihan individu mengenai cara mengumpulkan informasi, menafsir kan, mengorganisasi, merespon, dan memikirkan informasi tersebut. Gaya belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika Kamu sudah bisa mengenal gaya belajar Kamu yakni bagaimana Kamu menyerap dan mengolah informasi, maka Kamu akan dapat menjadikan belajar dan berkomunikasi lebih mudah sesuai dengan gaya belajar Kamu sendiri.

Ada tiga macam gaya belajar, yaitu :

Gaya Belajar Visual; yaitu gaya belajar yang lebih banyak menggunakan indra mata sebagai alat untuk menyerap informasi. Orang-orang visual banyak mengikuti ilustrasi atau membaca instruksi sendiri.

Gaya  Belajar Auditorial; yaitu gaya belajar yang banyak menggunakan telinga sebagai alat untuk menyerap informasi yang masuk. Orang-orang auditorial lebih senang informasi itu dia dengarkan dari orang lain

Gaya Belajar Kinestetik, yaitu gaya belajar yang lebih menekankan praktik langsung atas apa yang sedang dipelajari. orang-orang kinestetik lebih senang kalau dibiarkan mengerjakan sendiri atau praktik langsung.

Modalitas Belajar dan Ciri-cirinya

Lingkungan belajar memberi pengaruh besar pada keberhasilan belajarmu. Karena itu, ciptakanlah suasana belajar yang nyaman, sehat, dan santai. Lingkungan yang nyaman bersifat subjektif karena terkait dengan modalitas belajar.

Jika Anda adalah seorang dengan modalitas VISUAL, pengingat-pengingat visual seperti poster, akuarium atau lukisan akan membuatmu memiliki sikap positif dalam belajar.

Jika Anda memiliki modalitas AUDITORIAL, penggunaan musik untuk belajar atau suasana yang tenang tanpa suara merupakan syarat mutlak untuk membantu Anda lebih berkonsentrasi.

Jika Anda memiliki modalitas KINESTETIK, biasanya senam ringan diperlukan sebelum belajar. Bahkan, sekadar melompat-lompat di ruang belajar dapat membantu Anda berkonsentrasi dalam belajar.

 

Setiap modalitas memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut :

  1. Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Visual
  2. Rapi dan teratur
  3. Berbicara dengan cepat
  4. Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
  5. Teliti terhadap detail
  6. Mementingkan penampilan
  7. Pengeja yang baik dan dapat melikat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka
  8. Lebih mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar
  9. Mengingat dengan asosiasi visual
  10. Biasanya tidak terganggu oleh keributan
  11. Mempunyai masalah untuk menginat instruksi verbal kecuali ditulis dan seringkali minta bantuan orang untuk mengulanginya
  12. Pembaca cepat dan tekun
  13. Lebih suka membaca daripada dibacakan
  14. Memerlukan pandangan hidup dan tujuan yang menyeluruh serta sikap waspada sebelum secara mental merasa pasti mengenai suatu masalah atau proyek
  15. Mencorat-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
  16. Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
  17. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “ya” atau “tidak”
  18. Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
  19. Lebih suka seni lukis daripada seni musik
  20. Strategi Belajar Efektifnya :
  21. Belajar dengan gambar, diagram dan peta
  22. Membuat coretan, simbol, tanda-tanda penting
  23. Gunakan video, gambar-gambar berwarna
  24. Membuat pengelompokan


B. Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Auditorial

  1. Berbicara kepada diri sendiri pada saat bekerja
  2. Mudah terganggu oleh keributan
  3. Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
  4. Senang membaca dengan keras dan mengdengarkan
  5. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama dan warna suara
  6. Merasa kesulitas untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
  7. Berbicara dalam irama yang terpola
  8. Biasanya merupakan pembicara yang fasih
  9. Lebih suka seni musik daripada seni lukis
  10. Belajar dengan mendengarkan dan lebih mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat
  11. Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar
  12. Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain.
  13. Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskan sesuatu
  14. Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
  15. Strategi Belajar Efektifnya :
  16. Membaca dengan suara / cerita
  17. Menulis ulang yang dipelajari / ringkasan
  18. Diskusi, berdebat, wawancara
  19. Mendengar melalui kaset, seminar, lokakarya

1. 

C. Ciri-ciri Orang dengan Modalitas Kinestetik

  1. Berbicara dengan perlahan
  2. Menanggapi perhatian fisik
  3. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
  4. Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
  5. Selalu berorientasi pada fisik dan  banyak bergerak
  6. Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
  7. Belajar melalui manipulasi dan praktik
  8. Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
  9. Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
  10. Banyak menggunakan isyarat tubuh
  11. Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama
  12. Strategi Belajar Efektifnya :
  13. Melakukan Praktek
  14. Mengamati demo / contoh konkret
  15. Drama, permainan, aktivitas lapangan
  16. Menggunakan model, lego, alat praktik, kerajinan tangan, puzzle
  17. Menggunakan gerak dalam belajar

Share:

Potensi Diri Remaja


Potensi Diri Remaja

Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata dari potensi, salah satu pakar yang mencoba mendeskripsikan kata potensi adalah Wiyono. Menurutnya potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata, dari pendapat Wiyono tersebut potensi dapat diartikan sebagai kemampuan yang masih terpendam dan siap untuk diwujudkan dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Sementara menurut Majdi potensi adalah kemampuan yang masih bisa di kembangkan lebih baik lagi, secara sederhana potensi merupakan kemampuan terpendam yang masih perlu untuk dikembangkan.

Potensi diri merupakan kemampuan, kekuatan, baik yang belum terwujud maupun yang telah terwujud, yang dimiliki seseorang, tetapi belum sepenuhnya terlihat atau dipergunakan secara maksimal. Dengan mengetahui potensi diri, kita akan merasa lebih percaya diri dalam melaksanakan setiap tugas dalam hidup kita. Kita juga dapat mengambil keputusan secara tepat menyangkut karier atau hidup kita.

Selain itu, secara psikis pribadi kita juga akan merasa nyaman sebab kita mengerjakan sesuatu sesuai dengan potensi yang kita miliki. Tentunya ini akan berpengaruh dalam banyak hal dalam hidup kita, terlebih akan nampak dalam kinerja (produktifitas) dari apa yang kita buat atau lakukan atau hasilkan dalam hidup kita sehari-hari. Jadi, jelaslah bahwa memahami potensi diri itu sangatlah penting dan memang perlu diupayakan oleh setiap pribadi. Sebab dengan memahami dan mengetahui potensi atau talenta yang kita miliki itu, ia dapat membantu kita meningkatkan kinerja (produktifitas)  kita lebih baik lagi dari tugas-tugas atau dari apa yang kita lakukan sehari-hari dalam hidup.

Selain itu, potensi itu pulalah yang akan mengarahkan dan memotivasi kita untuk lebih meningkatkan produktifitas hidup kita sehari-hari. Namun, yang perlu dingat adalah potensi itu bukanlah sebuah produk atau barang yang sudah jadi. Potensi atau talenta yang dapat meningkatkan kinerja (produktifitas) hidup kita adalah hasil atau produk dari pengalaman belajar dan pengalaman hidup kita sehari-hari yang sudah kita refleksikan.

Macam - macam Potensi Diri

Setelah kita mengetahui definisi dari Potensi diri diatas, Kita akan membahas Macam-macam Potensi diri pada Manusia. Manusia memiliki potensi diri yang dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:

1. Potensi Fisik (Phychomotoric)

Potensi diri ini dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk saling membagi kepentingan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contohnya hidung untuk mencium bau, tangan untuk menulis, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar, dan mata untuk melihat.

2. Potensi Mental Intelektual (Intellectual Quotient)

Potensi diri ini adalah potensi kecerdasan yang terdapat di otak manusia (terutama otak bagian kiri). Fungsi dari potensi ini yaitu untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis.

3. Potensi Sosial Emosional (Emotional Quotient)

Potensi diri ini sama dengan potensi mental intelektual, tetapi potensi ini terdapat di otak manusia bagian kanan. Fungsinya yaitu untuk bertanggung jawab, mengendalikan amarah, motivasi, dan kesadaran diri.

4. Potensi Mental Spiritual (Spiritual Quotient)

Potensi ini merupakan potensi kecerdasan yang berasal dari dalam diri manusia yang berhubungan dengan kesadaran jiwa, bukan hanya untuk mengetahui norma, tapi untuk menemukan norma.

5. Potensi Daya Juang (Adversity Quetient)

Sama seperti potensi mental spiritual, potensi daya juang juga berasal dari dalam diri manusia dan berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi.

 

Mengenali dan Menggali Potensi Diri

Pada dasarnya setiap manusia memiliki kekuatan dan potensi masing-masing. Tapi sampai saat ini masih banyak yang belum menyadari potensi di dalam dirinya sendiri. Padahal potensi setiap orang sangat menunjang kesuksesan hidupnya jika diasah dengan baik. Berikut tips mengenali potensi diri:

1. Kenali diri sendiri

Coba buat daftar pertanyaan, seperti: apa yang membuat Anda bahagia; apa yang Anda inginkan dalam hidup ini; apa kelebihan dan kekuatan Anda; dan apa saja kelemahan Anda. Kemudian jawablah pertanyaan ini secara jujur dan objektif. Mintalah bantuan keluarga atau sahabat untuk menilai kelemahan dan kekuatan Anda.

2. Tentukan tujuan hidup

Tentukan tujuan hidup Anda baik itu tujuan jangka waktu pendek

maupun jangka panjang secara realistis. Realistis maksudnya yang sesuai dengan kemampuan dan kompetensi Anda. Menentukan tujuan yang jauh boleh aja asal diikuti oleh semangat untuk mencapainya.

3. Kenali motivasi hidup

Setiap manusia memiliki motivasi tersendiri untuk mencapai tujuan hidupnya. Coba kenali apa motivasi hidup Anda, apa yang bisa melecut semangat Anda untuk menghasilkan karya terbaik, dan sebagainya. Sehingga Anda memiliki kekuatan dan dukungan moril dari dalam diri.

4. Hilangkan negative thinking

Buanglah pikiran-pikiran negatif yang bisa menghambat langkah Anda mencapai tujuan. Setiap kali Anda menghadapi hambatan, jangan menyalahkan orang lain. Lebih baik coba evaluasi kembali langkah Anda mungkin ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Kemudian melangkahlah kembali jika Anda telah menemukan jalan yang mantap.

5. Jangan mengadili diri sendiri

Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam mencapai tujuan Anda, jangan menyesali dan mengadili diri sendiri berlarut-larut. Hal ini hanya akan membuang waktu dan energi. Bangkit dan tataplah masa depan. Jadikan kegagalan sebagai pengalaman dan bahan pelajaran untuk maju.

Cara Menggali Potensi Diri

Faktor-faktor apa saja yang membuat potensi diri Anda bisa tergali?

Percaya diri - Kurangnya percaya diri bisa menghilangkan kesempatan Anda untuk menggali potensi diri Anda, akan tetapi tidak menghilangkan potensi

Hobi dan minat - Jika Anda mengerjakan sesuatu yang Anda sukai bahkan sebagai hobi atau minat pasti akan menghasilkan sesuatu yang memuaskan (seharusnya). Jadi cobalah gali potensi yang sejalan dengan minat Anda, akan tetapi jangan lupakan yang bukan minat Anda

Pergaulan - Misal jika Anda punya pergaulan yang baik dengan orang yang pintar maka Anda akan jadi pintar.


Share:

Visi Misi Bimbingan dan Konseling SMA Negeri 1 Marangkayu

 


VISI

Mewujudkan layanan bimbingan dan konseling yang profesional dalam mengatasi perkembangan peserta didik/konseli menuju pribadi yang unggul dalam imtaq, iptek, tangguh, mandiri dan bertanggung jawab.

MISI
  1. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik/konseli berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultural.
  2. Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha dan industri, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling
  3. MEningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan.

Share:

PROFIL Bimbingan & Konseling SMA Negeri 1 Marangkayu

    SMA Negeri 1 Marangkayu yang berlokasi di Jl. Batu menetes No, 57 RT:17 Desa Sebuntal Kec. Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara Prov. Kalimantan Timur ini merupakan salah satu Sekolah Menengah yang mempunyai banyak prestasi dibidang akademik maupun non akademik.

            SMA Negeri 1 Marangkayu yang berdiri tahun 2002 ini merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang ada di Kecamatan Marangkayu ini memiliki luas wilayah 16.000 M2 dan memiliki 14 rombongan belajar, dengan jumlah siswa sebanyak 409 yang terdiri dari 191 siswa laki-laki dan 218 siswa perempuan. SMA Negeri 1 Marangkayu memiliki tenaga pendidik sebanyak 32 orang dan tenaga kependidikan sebanyak 13 orang. SMA Negeri 1 Marangkayu dipimpin oleh Kepala Sekolah Wagiman, S.Pd. M.Pd. memiliki Misi dan Misi sebagai berikut:

Visi :
"Unggul dan berprestasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), yang berlandaskan Iman dan Takwa (IMTAQ), Berakhlak mulia dan Berwawasan lingkungan hidup yang bermartabat, yang diwujudkan dalam Visi Sekolah sebagai berikut:

"Cerdas, Religius, dan Berwawasan Lingkungan ”

Misi:

  1. Memberi kesempatan lulusan SMP sederajat belajar di SMAN 1 Marangkayu dengan meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas nilai raport dan standar tingkat kelulusan setiap tahun
  2. Melakukan inovasi pendidikan yang berkesinambungan untuk menciptakan kemampuan daya saing serta keseimbangan Imtaq dan Imtek
  3. Melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah, olah raga tradisional dan ROIS/ROKRIS sebagai aset sekolah
  4. Menciptakan lingkungan Guru dan Tenaga Kependidikan yang bersih, rapi, sejuk, indah, rindang, amanah dan ramah lingkungan  ( Bersinar )
  5. Menerapkan tata tertib sekolah dengan benar untuk menciptakan suasana sekolah yang kondusif
Saat ini SMA Negeri 1 Marangkayu memiliki 2 Guru Bimbingan dan Konseling dengan status 1 orang Pegawai Negeri (PNS) dan 1 Guru Honorer dengan latar belakang Sarjana Bimbingan dan Konseling dari Universitas Mulawarman dan STKIP Muhammadiyah Barru.
2 Guru BK tersebut mengampu 409 siswa yang tersebar di Sekolah induk di Desa Sebuntal dan Sekolah Filial di Desa Kersik.


Share:

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Arsip Blog

Mengenai Saya

Foto saya
Blog ini merupakan papan bimbingan BK digital SMA Negeri 1 Marangkayu